Tuesday, September 8, 2015

CATIE: Apa Efek Ganja terhadap Pasien Hepatitis C?

CATIE: Apa Efek Ganja terhadap Pasien Hepatitis C?

CATIE: Apa Efek Ganja terhadap Pasien Hepatitis C?

Sebuah sumber dari media online asal Kanada, CATIE, merupakan kanal informasi yang menyediakan perkembangan terkini mengenai penyakit HIV dan Hepatitis C. Mereka melakukan kolektifasi bagi para Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dan Hepatitis C, kecenderungan resiko di masyarakat, menyediakan layanan

CATIE: Apa Efek Ganja terhadap Pasien Hepatitis C?

CATIE: Apa Efek Ganja terhadap Pasien Hepatitis C?

Sebuah sumber dari media online asal Kanada, CATIE, merupakan kanal informasi yang menyediakan perkembangan terkini mengenai penyakit HIV dan Hepatitis C. Mereka melakukan kolektifasi bagi para Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dan Hepatitis C, kecenderungan resiko di masyarakat, menyediakan layanan kesehatan dan sumber pengetahuan, sumber daya (alam maupun manusia), pemahaman mengurangi penularan HIV dan Hepatitis C, serta meningkatkan kualitas hidup pasien penderita HIV dan/atau Hepatitis C.

Lalu, bagaimana menurut CATIE tentang efek terapi ganja terhadap pasien Hepatitis C?

Penggunaan terapi ganja adalah topik yang kontroversial bagi pasien yang menderita Hepatitis C. Karena hal tersebut terkadang dapat dikatakan membantu, tapi terkadang juga dapat dikatakan berbahaya bagi pasien yang menderita Hepatitis C.

Berikut adalah sejumlah alasan yang dikemukakan CATIE terkait masalah tersebut.

1). Masalah Hukum

Baik penderita Hepatitis C ataupun yang tidak, diketahui sudah menggunakan ganja atau substansi ilegal lainnya. Seperti substansi ilegal lainnya, ganja adalah obat dengan zat yang harusnya dikontrol dan dikendalikan oleh negara.

Hal itu berarti memiliki atau menjual ganja adalah tindakan yang melanggar hukum, saat hukum di negara tersebut masih mengklasifikasikan bahwa ganja adalah narkotika.

Namun, di negara yang sudah melegalkan ganja untuk tujuan medis, pasien Hepatitis C bisa mendapatkan izin untuk memiliki dan menggunakan ganja dalam jumlah kecil, untuk penggunaan medis pribadi. Meskipun, proses ini tetap membutuhkan pemeriksaan dan persetujuan dokter.

Dronabinol (Marinol) dan Nabilone (Cesamet), adalah bentuk-bentuk pil sintetis dengan kandungan senyawa ganja, yang tersedia dengan resep dokter, sebagai alternatif dari penggunaan ganja dengan cara dibakar dan dihisap.

2). Bantuan Dengan Efek Samping

Pasien Hepatitis C yang menggunakan pengobatan HCV, yang meliputi Pegylated Interferon (PEG-IFN) dan Ribavirin, sering mengalami efek samping yang dapat dikatakan tidak nyaman, seperti mual, nafsu makan rendah, hingga rasa sakit dan nyeri.

Sedangkan, penggunaan ganja terbukti telah membantu pasien Hepatitis C untuk menghadapi efek samping yang tidak nyaman tersebut dengan mudah, sehingga pasien Hepatitis C dapat terus melakukan pengobatan HCV, serta memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menghilangkan virus dari tubuh mereka.

3). Kesehatan Hati

Masih terdapat pertentangan antara hasil penelitian satu dengan penelitian lainnya, terkait apakah ganja bisa menyebabkan kerusakan hati. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ganja merusak hati, sementara penelitian lainnya menemukan bahwa kerusakan hati tidak terkait dengan penggunaan ganja. Sebab, tanpa menggunakan ganja pun sebenarnya mereka sudah mengalami masalah hati.

Kita tahu, bahwa menghisap rokok tembakau dapat merusak hati (akibat peningkatan fibrosis), sehingga ada kemungkinan bahwa merokok ganja juga akan menyebabkan kerusakan serupa. Namun, terapi dengan mengunakan ganja pada pasien Hepatitis C dapat dilakukan dengan cara yang lebih aman. Seperti misalnya dengan cara dimasak.

Namun, cannabinoid dapat memicu perubahan sel-sel hati dan menyebabkan fibrosis, terlepas dari bagaimana ganja tersebut dikonsumsi.

4). Penularan Hepatitis C

Menggunakan substansi ilegal (terutama dengan cara injeksi), dapat mengakibatkan orang berisiko tertular Hepatitis C. Terlebih, jika mereka berbagi penggunaan alat suntik saat menggunakannya.

Namun, merokok ganja yang jelas-jelas tidak menggunakan alat suntik, sejatinya justru dapat melindungi seseorang dari penularan Hepatitis C.

Jadi, apakah terapi menggunakan ganja pada pasien Hepatitis C aman? Tentunya, jawaban atas pertanyaan ini akan berbeda pada setiap orang.

Karena ketika pasien Hepatitis C membuat keputusan untuk menggunakan terapi ganja, mereka harus mempertimbangkan antara sisi manfaat dan sisi risikonya, serta perlu juga untuk berkonsultasi dengan dokter (atau siapapun lembaga terkait), yang bertanggung jawab atas mereka. [CATIE]
[B][color=red]SUMBER: [url=http://bit.ly/1NfLjBQ]

SUMBER

No comments:

Post a Comment